Free Blooming Purple Rose Cursors at www.totallyfreecursors.com

Selasa, 26 April 2011

FUTUR


Futur, secara bahasa mempunyai dua makna. Pertama yaitu terputus setelah bersambung, terdiam setalah bergerak terus. Kedua yaitu malas, lamban atau kendur setelah rajin bekerja. Futur secara istilah merupakan suatu penyakit yang dapat menimpa seseorang yang berjuang di jalan Allah. Futur yang paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus melakukan ibadah. Faktor-faktor penyebab futur diantaranya yaitu berlebihan dalam beragama. Maksudnya, berlebihan dalam beribadah tanpa menyediakan waktu istirahat dan gizi yang cukup untuk tubuhnya. Hal ini akan mendatangkan kejenuhan dan kemalasan. Pada akhirnya, yang bersangkutan akan berhenti atau meninggalkan kewajiban beribadah. Bahkan, terkadang menyebabkan seseorang menempuh jalan kemaksiatan, kebalikan dari jalan ketaatan. Jadi, seseorang berubah dari rajin beribadah menjadi lalai beribadah. Barangkali, inilah rahasianya mengapa Islam melarang ummatnya untuk berlebihan dalam beragama. Rasulullah saw bersabda,

"Jauhkanlah dirimu dari sikap berlebihan dalam beragama (beribadah). Karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu binasa akibat berlebih-lebihan dalam beragama." (HR Ahmad)

Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda,

"Sesungguhnya agama itu mudah. Bila seseorang memberatkan agamanya, maka agama itu akan menyiksanya." (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda,

"Beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu, karena sesungguhnya Allah tidak akan jenuh hingga kamu jenuh sendiri. Dan, sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah amal yang paling langgeng meskipun sedikit." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Berlebihan dalam menjalankan perkara yang mubah, seperti berlebihan dalam makan dan minum. Hal ini akan membuat badan menjadi gemuk dan mudah dikuasai nafsu. Selanjutnya yang bersangkutan terasa berat dan malas beribadah, jika tidak terhenti sama sekali melakukan ibadah. Allah swt berfirman,

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tetapi janganlah kamu berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berlebihan." (QS al-A'raf: 31)

Rasulullah saw bersabda,

"Tak ada tempat yang lebih buruk daripada perut manusia yang diisi penuh ... " (HR Turmudzi)

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur dalam beragama yaitu memisahkan diri dari jamaah dan hidup menyendiri. Sesungguhnya jalan (menuju Allah) itu panjang, jauh, banyak rintangan, bertahap-tahap dan membutuhkan pembaharuan. Maka, jika seorang Muslim berjalan bersama jamaah, dia selalu baru semangatnya, kuat kehendaknya dan benar pendiriannya. Sebaliknya, seorang Muslim yang memisahkan diri dari jamaah tidak dapat memperbaharui semangatnya, menguatkan kehendaknya atau meninggikan cita-citanya. Dia berzikir kepada Allah, namun kemudian menjadi jenuh dan akhirnya menjadi malas-malasan, jika bukan berhenti sama sekali dari zikir tersebut. Allah swt berfirman,

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ... ." (QS Ali 'Imran: 103)

" ... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ... ." (QS al-Ma'idah: 2)

Rasulullah saw bersabda,

"Barangsiapa memisahkan diri dari jamaah satu jengkal saja, maka dia nyata-nyata telah melepaskan tali Islam dari lehernya." (HR Bukhari)

***

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur adalah kurang mengingat mati dan kehidupan akhirat. Hal ini mengakibatkan hilangnya kehendak, lemahnya kemmauan dan hilangnya semangat, bahkan terkadang menyebabkan terhentinya ibadah. Dari keterangan ini kita memahami hikmah perintah Rasulullah saw untuk berziarah kubur, setelah sebelumnya beliau melarangnya. Rasulullah saw bersabda,

"Saya pernnah melarang kamu berziarah kubur, tapi sekarang berziarahlah, karena ziarah kubur akan membuat kamu zuhud terhadap dunia dan ingat akan akhirat." (HR Ahmad)

Futur dapat menimpa seseorang yang lalai terhadap amal sehari-hari. Amal sehari-ari yang dimaksud adalah seperti ketiduran di waktu shalat Subuh karena bergadang dan mengobrol yang tidak bermanfaat setelah shalat Isya, tidak membaca al-Qur'an, tidak berzikir, berdoa dan beristighfar serta amalan lainnya. Semua itu ada dampak negatifnya. Dimulai dari mengendurnya semangat untuk beribadah, di mana orang yang seperti akan menjadi malas dan merasa berat untuk beribadah sampai pada keadaan berhenti sama sekali dari beribadah. Rasulullah saw bersabda,

"Setan akan mengikat tengkuk seseorang dari kamu ketika dia tidur dengan tiga ikatan. Setiap satu ikatan, setan berkata, 'Atas kamu malam yang panjang, maka tidurlah kamu.' Jika dia bangun, lalu berzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Jika dia berwudhu, lepaslah satu ikatan lagi. Jika dia shalat, lepaslah ikatan ketiga sehingga dia merasa segar dan hatinya merasa enak. Jika dia tidak melakukan yang demikian itu maka dia menjadi malas dan buruklah hatinya." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Mengosumsi makanan haram atau syubhat dapat menyebabkan seseorang futur. Allah swt berfirman,

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.
Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu."(QS al-Baqarah: 168)

Rasulullah saw bersabda,

"Setiap jasad yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka nerakalah yang lebih pantas baginya." (HR Turmudzi)

Rasulullah saw bersabda,

"Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dan pilihlah apa-apa yang tidak meragukanmu." (HR Turmudzi)

Rasulullah saw pernah memberikan bimbingan dengan tindakan nyata kepada kaum Muslim. Ketika beliau menemukan korma di jalan, beliau tidak memakannya. Beliau berkata,

"Jika aku tidak khawatir bahwa ini sedekah, niscaya aku memakannya." (HR Bukhari dan Muslim)

Futur yang menimpa seseorang dapat juga disebabkan karena melalaikan hak badan dengan menanggung beban yang berat dan banyak kewajiban. Mereka menelantarkan badan mereka dengan hanya sedikit beristirahat. Rasulullah saw bersabda,

"Sesungguhnya Tuhan-mu memiliki hak yang harus kamu penuhi, dirimu memiliki hak yang harus kamu penuhi dan keluargamu memiliki hak yang harus kamu penuhi. Maka berikanlah hak-hak mereka." (HR Bukhari)
Futur mempunyai dampak negatif, diantaranya dapat mengurangi kegairahan dalam menjalankan ketaatan. Karena itu, Rasulullah saw berdoa,

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan. Aku berlindung
kepada-Mu dari rasa sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu dari rasa takut dan sifat kikir. Dan aku berlidung kepada-Mu dari cengkeraman hutang dan penindasan orang." (HR Abu Dawud)

***

Rasulullah saw bersabda,

"Jika Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia akan melakukannya." Ada yang bertanya, "Bagaimana Allah melakukannya?" Berkata Rasulullah saw, "Allah akan memberikan taufik kepadanya agar dia beramal saleh, kemudian Allah mencabut nyawanya." (HR Turmudzi)

Wasiat Rasulullah saw mengenai futur, diantaranya yaitu:

"Sesungguhnya seorang hamba beramal sebagaimana amal penghuni neraka, padahal dia termasuk penghuni surga. Sebaliknya, seorang hamba beramal sebagaimana amal penghuni surga, padahal dia termasuk penghuni neraka. Sesungguhnya semua amal yang dinilai adalah akhirnya (penutupnya)." (HR Bukhari)

"Janganlah kamu kagum terhadap amal seseorang hingga kamu melihat dengan apa dia menutup amalnya." (HR Ahmad)

Cara-cara menanggulangi futur yaitu dengan menjauhkan diri dari maksiatan amal buruk, besar maupun kecil. Karena maksiat merupakan api yang akan membakar hati dan mendatangkan kemurkaan Allah. Barangsiapa dimurkai Allah, dia jelas-jelas dalam kerugian. Allah swt berfirman,

" ... Dan barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, sungguh binasalah dia." (QS Thaha: 81)

Tekun dan teratur mengerjakan amalan sehari-hari seperti zikir, istighfar, membaca al-Qur'an, berdoa, shalat tahajud, bermunajat di waktu menjelang shalat Subuh dan amalan lainnya. Itu semua akan melahirkan iman yang baik, menambah semangat dan kemauan keras untuk beribadah.

***

Sedikit mengendurkan kerja keras dalam agama Allah. Yang dimaksudkan dengan mengendurkan kerja keras bukannya meninggalkan atau berhenti beribadah, tetapi ini dalam rangka efisiensi (tenaga) dan mewujudkan ibadah yang sedang-sedang saja (tidak berlebihan). Hal ini akan menambah semangat dan membantu kelanggengan dalam beribadah. Rasulullah saw bersabda,

"Hai manusia, beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu. Karena Allah tidak akan jenuh hingga kamu sendiri yang jenuh. Sesungguhnya amal yang lebih dicintai oleh Allah adalah amal yang langgeng, meskipun sedikit. Dan keluarga Muhammad saw, bila melakukan amal, mereka akan melanggengkannya." (HR Muslim)

'Abdullah bin 'Umar bin 'Ash ra menceritakan bahwa Rasulullah saw berkata kepadanya,

"Hai Abdullah, janganlah kamu seperti fulan. Dia pernah rajin beribadah di waktu malam, tapi kemudian tidak lagi." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda,

"Apabila saya melarang kamu untuk melakukan sesuatu, maka jauhilah; bila saya memerintahkan kamu melakukan sesuatu, maka lakukanlah semampumu." (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw juga bersabda,

"Jika salah seorang diantara kamu mengantuk --- padahal dia sedang shalat --- maka sebaiknya dia tidur hingga hilang rasa kantuknya. Karena, jika seseorang shalat dalam keadaan mengantuk, dia tidak tahu apakah dia tidur atau beristighfar. Maka tercelalah jiwanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Membiasakan membaca buku-buku biografi dan sejarah. Karena buku-buku tersebut berisi informasi mengenai orang-orang yang rajin beramal saleh dan bersungguh-sungguh yang mempunyai kemauan kuat. Ini akan menghibur dan membangkitkan keinginan untuk mengikuti mereka. Allah swt berfirman,

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal." (QS Yusuf: 111)

***

Mengingat mati dan hidup sesudah mati, seperti pertanyaan dalam kubur, kegelapan alam kubur, hari kebangkitan dan Padang Mahsyar. Hal ini akan menyadarkan kita dari tidur panjang dan akan menambah semangat beribadah. Mengingat surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya, baik kenikmatan maupun siksaan. Ini akan menghilangkan rasa kantuk, menambah semangat dan meneguhkan kemauan untuk beribadah. Mengambil agama (Islam) secara menyeluruh, tidak hanya mengambil sebagian dan melepaskan sebagian yang lain. Selalu mawas diri. Allah swt berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Hasyr: 18)

0 komentar:

Posting Komentar

 
Jl. KH. Abdul Kadir Daud No. 22 Kota Palopo | Telp. (0471) 3334334 | Email: ikhwahpalopo@gmail.com