Free Blooming Purple Rose Cursors at www.totallyfreecursors.com

Jumat, 29 April 2011

BAHAYA TAKFIR

Bahaya Takfir Menengok sejarahnya, ternyata fitnah bermudah-mudahan mengkafirkan seorang muslim ini telah lama ada, seiring dengan munculnya Khawarij, kelompok sesat pertama dalam Islam. Yang mana mereka telah berani mengkafirkan Khalifah Utsman bin Affan dan orang-orang yang bersamanya, mengkafirkan orang-orang yang memerangi Ali bin Abi Thalib dalam perang Jamal dan Shiffin, kemudian mengkafirkan semua yang terlibat dalam peristiwa Tahkim (termasuk di dalamnya Ali bin Abi Thalib), dan akhirnya mengkafirkan siapa saja yang tidak sepaham dengan mereka.
Bahaya Takfir
Takfir artinya mencap atau memvonis seseorang bahwa ia telah kafir atau keluar  dari Islam.
Takfir adalah sesuatu yang sangat berbahaya. Sebab Vonis  kafir terhadap  seseorang memiliki konsekuensi dan implikasi yang tidak sederhana. Oleh sebab itu para Ulama sejak dulu hingga hari ini selalu berhati-hati dalam persoalan ini. Tidak boleh seorang Muslim tergesa-gesa dalam masalah ini hingga nampak fakta dan dalil yang jelas  dan qath’I (pasti).
Dalam buku-buku Madzhab Hanafiyah disebutkan : Jika dalam suatu permasalahan ada banyak sisi yang menunjukkan kekafiran seseorang, dan ada satu sisi yang menunjukan ketidak kafirannya, maka hendaknya seorang Mufti cenderung sisi yang menunjukkan ketidak kafirannya (tidak mengkafirkan). Hal ini sebagai bentuk husnudzon (berprasangka baik) kepada seorang Muslim.
Dalil-Dalil  Tentang Bahaya Takfir
1. Hadits  ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallaahu ‘anhuma dimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya: ‘Wahai kafir!’ maka pasti ungkapan tersebut kembali kepada salah satu di antara dua orang itu, jika benar-benar seperti yang dia ucapkan, dan kalau tidak maka ungkapan tadi akan kembali kepada orang yang mengatakan sendiri.” (HR. Muslim  dan Ahmad )
2. Hadits Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu, dimana Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam berkata: “Barangsiapa memanggil seseorang dengan kekafiran atau dengan ucapan: ‘Wahai musuh Allah!’, sedangkan faktanya tidak demikian melainkan akan kembali kepadanya.” (HR. al-Bukhari dalam ‘Adabul Mufrad dan Muslim)
3. Hadits Abu Dzar yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam Bukhari dalam Shahihnya, Beliau juga bersabda: “Tiada seseorang melempar (ucapan kepada) orang lain dengan kefasikan maupun kekufuran, melainkan ucapan tersebut pasti kembali kepadanya, jika temannya (yang dicela) itu tidak ada sifat yang demikian.” (HR. al-Bukhari  dalam kitab Shahih-nya dan Ahmad)
Dan masih banyak hadits yang menjelaskan bahaya serampangan dalam mengkafirkan.
Klasifikasi Manusia dalam Persoalan Takfir
Ketika kita memperhatikam sejarah dan kenyataan di lapangan ,kita dapati bahwa sikap manusia  dalam permasalahan takfir  terbagi tiga:
Pertama: Ghuluw (berlebih-lebihan) dalam menjatuhkan vonis kafir tanpa memperhatikan rambu–rambu syar’I dan kaidah-kaidah ilmiyah dalam persoalan takfir. Mereka juga memudahkan persoalan dengan mengkafirkan orang yang tidak berhak untuk dikafirkan. Ini adalah pemikiran khawarij dan mu’tazilah .
Kedua: Ghuluw (Berlebih-lebihan) dalam mengingkari masalah takfir. Dengan klaim, takfir adalah hak prerogatif Allah. Ia adalah sulthan Ilahiyah (Kekuasaan Ketuahanan).Tidak ada seorang pun manusia berhak untuk menghukumi. Sebab, kekafiran tidak terjadi melainkan dengan pengingkaran dalam hati. Sementara hati manusia tidak ada yang mengetahuinya kecuali hanya Allah semata. Ini adalah pemikiran sekte Murjia’ah.
Ketiga: I’tidal (moderat) dalam persoalan takfir. Komitmen dengan rambu-rambu syariat dan kaidah-kaidah ilmiyah dalam menjatyhkan vonis kafir kepada seseorang. Hanya menjatuhkan vonis ketika  syarat dan sebab yang menjadikan seorang kafir telah terpenuhi. Inilah sikap dan metode Ahlussunnha wal jama’ah.
Tidak diragukan lagi ,sikap yang pertama bertentangan dengan nash-nash (teks syariat dan dalil-dalil yang menentukan rambu-rambu dalam takfir. Hal ini termasuk sikap ekstrim yang dilarang oleh dalam syariat.
Adapun kelompok  yang kedua  telah mengingkari prinsip syariat yang jelas. Mereka mengingkari takfir terhadap orang yang berhak dikafirkan ketika sebab dan syarat yang menjadikan seseorang kafir telah terpenuhi pada orang tersebut.
Sikap kelompok kedua ini berpijak pada pandangan, kekufuran adalah perbuatan hati semata. Maksudnya menurut kelompok kedua ini, seseorang menjadi kafir bila mengingkari dengan hatinya. Seseorang tidak tercap kafir hanya karena perkataan dan perbuatannya yang tidak disertai keyakinan dalam hatinya.
Sikap seperti ini keliru, sebab kekufuran dapat terjadi karena perkataan, perbuatan dan atau keyakinan (I’tiqad). Ada keyakinan kufur seperti mengingkari wujud Allah, meyakini adanya syarikat bagi Allah, mengingkari Rasul dan Kitab-kitab samawiy. Adapula perkataan kufur seperti menghina Allah, mencaci Rasullullah, atau melecehkan Islam. Ada juga perbuatan kufur seperti sujud kepada salib atau menghinakan mushaf Al Qur’an dengan  merobek, membakar, atau mencampakkannnya di tempat-tempat kotor.
Intinya, vonis kafir berkaitan pula dengan perkataan dan  perbuatan kekufuran  yang nampak, sebagaimana ucapan syahadat merupakan bukti keislaman seseorang. Demikian pula dengan amal pemikiran seperti mencaci rasul, menghina islam, memperolok-olok al-Qur’an merupakan tanda kekufuran.
Kaidah dan manhaj Ahlussunnah wal jama’ah dalam Masalah takfir
Masalah takfir (vonis kafir) memang bagian dari ajaran Islam. Namun, ada rambu-–rambu yang mesti dipatuhi dalam penerapannya. Ada kaidah-kaidah ilmiyah yang harus diterapkan sebelum menjatuhkan vonis kepada seseorang yang telah mengucapkan kata-kata atau melakukan perbuatan kufur. Harus ada kehati-hatian di dalamnya.
Syaikh ‘Abdullah bin ‘Abdul Hamid al Atsary hafidzahullah berkata: “Ahlussunnah wal Jama’ah tidak mengkafirkan seorang muslim karena suatu dosa, yang tidak ada suatu dalilpun dari al-Qur-an dan as-Sunnah bahwa hal tersebut termasuk perbuatan kufur. Jika seorang hamba meninggal dunia dalam keadaan seperti ini –yakni selama tidak ada dalil yang menunjukkan bahwa yang berbuat suatu dosa, dia kafir-, maka perkaranya kembali kepada Allah Ta’ala, jika Allah berkehendak pasti dia disiksa, dan jika Dia berkehendak lain pasti diampuni. Lain halnya dengan firqah-firqah sesat dimana mereka menghukumi kafir bagi orang yang berbuat dosa besar atau dengan sebutan manzilah baina manzilatain (dengan maksud ‘dia bukan muslim dan juga bukan kafir’). Sebab, Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan hal tersebut dalam banyak haditsnya. (al wajiz Fiy ‘Aqiydah Assalaf  Ash Shalih Ahl As Sunnah wal jama’ah, hal. 122)
Beliau melanjutkan, Ahlussunnah wal Jama’ah membedakan antara hukum secara mutlak terhadap ahli bid’ah yang disebabkan kemaksiatan atau kekafiran dengan hukum secara khusus terhadap seorang muslim yang diyakini ke-Islaman-nya, yang timbul darinya suatu perbuatan bid’ah, bahwa dia adalah orang yang bermaksiat, fasik atau kafir. Maka, Ahlussunnah tidak menghukumi orang tersebut sampai dijelaskan kebenaran kepadanya, yaitu dengan cara iqomatul hujjah (menegakkan hujjah atau argumentasi) dan hilangnya syubhat (keraguan). Hal ini berlaku dalam permasalahan yang samar (tersembunyi) bukan permasalahan yang sifatnya zhahir (jelas dan nyata). Kemudian Ahlussunnah juga tidak mengkafirkan seorang muslim tertentu kecuali bila benar-benar telah memenuhi persyaratan dan bebas dari segala halangan.
“Siapa yang tetap ke-Islaman-nya secara yakin maka tidak akan hilang dengan suatu yang meragukan.” Atas dasar kaidah ini, para salafush shalih berpijak. Maka merekalah yang paling berhati-hati dalam mengkafirkan orang lain. Oleh karena itu, ketika ‘Ali bin Abi Thalib ditanya tentang penduduk Nahrawan, “Apakah mereka telah kafir?” Beliau menjawab, “Mereka menjauh dari kekafiran.” Lalu ditanya lagi, “Apakah mereka itu termasuk orang-orang munafik?” Beliau menjawab, “Kalau orang-orang munafik tidak menyebut (nama) Allah melainkan sedikit, sedang mereka senantiasa menyebut (nama) Allah pagi dan sore. Sesungguhnya mereka adalah saudara kita yang berbuat aniaya kepada kita.” (Dikeluarkan oleh Imam al-Baihaqi dalam kitabnya, as-Sunan al-Kubra, juz VIII hal 173).
Penting bagi kita untuk membedakan antara macam dan pribadi tertentu dalam hal pengkafiran. Mengingat tidak semua perbuatan kufur menjadikan pelakunya tertentu disebut orang kafir. Maka hendaknya seseorang dapat membedakan antara menghukumi perkataan bahwa (perbuatan) itu kafir, dengan menghukumi seorang tertentu bahwa dia kafir.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “Orang yang menakwilkan (menyelewengkan makna) lagi bodoh dan orang yang berhalangan hukumnya tidak seperti hukum yang berlaku pada orang yang menentang dan durhaka. Bahkan Allah telah menjadikan segala sesuatu itu sesuai dengan ketentuan-Nya.” (Majmu’ah Rasail wa Masail, V/382).[]
Maraji’:
1. Al wajiz Fiy ‘Aqiydah  Assalaf  Ash Shalih Ahl As Sunnah wal jama’ah, karya Syaikh, Abdullah bin Abdul Hamid Al Atsary.
2. www.saaid.net.
Sumber: www.tanaasuh.com

Hamas Dan Fatah Rujuk, Zionis kecewa

 Zionis merasa yang paling kecewa, dan penuh kebencian, tatkala Hamas dan Fatah mencapai perjanjian akhir, yang mengakhiri empat tahun perpecahan nasional.

Perpecahan antara Hamas dan Fatah itu melumpuhkan Palestina. Rakyat Palestina mengalami kelelahan. Perisitwa perpecahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Perpecahan itu memberi Israel kesempatan yang berharga untuk melikuidasi Palestina.

Berita perjanjian akhir antara Hamas - Fatah telah menimbulkan reaksi kegembiraan dan sukacita yang seketika. Di mana-mana berlangsung euforia, termasuk di wilayah-wilayah yang diduduki Israel. Penduduk Palestina tak dapat menutupi kegembiraan yang sudah lama mereka angankan.
Pengemudi membunyikan klakson mobil mereka. Anak-anak turun ke jalan berteriak, Fatah dan Hamas: "Satu bukan dua." Beberapa wanita dengan sukacita melihat pemimpin Fatah dan Hamas muncul di layar TV di Kairo, mengumumkan hasil perjanjian, yang sudah lama ditunggu-tunggu. Beberapa restoran, dan restoran-restoran lainnya menawarkan kopi, teh, dan jus gratis, sebagai ungkapan syukur, dan suasana perayaan berlangsung sampai tengah malam. Sangat luar biasa sambutan rakyat Palestina, ketika Hamas dan Fatah rujuk. Mereka tidak pernah memikirkan hal itu dapat berlangsung dalam kenyataan.
Justru musuh rakyat Palestina, yaitu pihak Israel, pemimpin Israel terlihat marah dan kecewa. Perdana Menteri Benyamin Netanyah mengancam pemimpinan Palestina dengan ultimatum. "Otoritas Palestina (PA) harus memilih antara perdamaian dengan Hamas atau perdamaian dengan Israel. Tidak dapat memilih keduanya", ujar Netanyahu. Seorang pejabat Fatah membalas: "Kami juga mengatakan, Israel harus memilih antara perdamaian dengan rakyat Palestina atau perdamaian dengan pemukim yang rasis. Tidak bisa memilih keduanya", ujar seorang pejabat Fatah.
Nah, ancaman Netanyahu harus ditolak secara langsung. Mereka harus diperlakukan dengan penghinaan,dan berdamai dengan mereka tidak layak. Bagaimanapun, ini perjanjian antara Hamas-Fatah adalah masalah internal Palestina. Israel sama sekali tidak berhak mencampuri urusan internal kami, tambah seorang pejabat Fatah.
Netanyahu berpendapat bahwa Hamas tidak mau mengakui Israel. Tetapi, Netanyahu harus diingatkan bahwa ia memimpin pemerintahan yang rasis dan sangat membenci Palestina, dan tidak mau mengakui Palestina. Dalam analisis terakhir, mengapa Hamas, atau dalam hal ini Fatah, menolak mengakui Israel, karena Israel juga menolak untuk mengakui keberadaan rakyat Palestina.
Jadi, jika pemerintah persatuan nasional Palestina berikutnya termasuk kelompok yang tidak mau mengakui Israel, dengan Palestina sama, memiliki hak untuk menuntut bahwa pemerintah Israel harus menyingkirkan kelompok dan pihak-pihak yang tidak mengakui hak-hak yang sah rakyat Palestina. Pemerintah Israel saat ini termasuk pihak yang secara eksplisit fasis, dan bahkan tidak mengakui keberadaan rakyat Palestina.

Perjanjian rekonsiliasi di Kairo benar-benar merupakan pukulan telak untuk rencana jahat Zionis. Israel pertama kali kehilangan asetnya yang besar dan strategis, ketika kejatuhan dinasti Mubarak secara dramatis. Sekarang rakyat Palestina menerima kabar baik dari Kairo. Berita baik datang, insya Allah. Ini suatu kebahagiaan bagi kami, ujar seorang pejabat Fatah.
Tidak ada yang kurang suatu apa. Kita tidak harus terlalu sibuk dengan diri untuk mengucapkan selamat, pada kesempatan yang baik ini. Tentu, tidak ada keraguan bahwa saat ini baik Hamas dan Fatah telah menyerahkan kepada rakyat Palestina kepercayaan yang besar.
Namun, kami harus bekerja keras untuk memperbaiki dan memperbaiki semua yang tidak baik selama empat tahun yang penuh dengan suasana suram. Narapidana atau tahanan harus dibebaskan, hasutan media harus segera diakhiri, lembaga yang dilarang harus dibuka kembali, dan hak asasi manusia dan kebebasan sipil harus dihidupkan kembali. Juga masalah-masalah yang ada dikedua belah pihak harus diselesaikan, dan perasaan keras menenangkan dan berdamai.
Singkatnya, kita harus mendapatkan batu tulis bersih secepat mungkin dan memungkinkan untuk penghapusan total semua bekas luka divisi. Dalam perjanjian ini, tampaknya ada hanya pemenang. Setiap orang yang menang sebagai hasil dari terobosan kecuali Israel dan musuh-musuh rakyat kita.
Hamas telah memenangkan dengan memiliki semua kondisi dan keberatan bertemu. Kita tidak boleh lupa bahwa Hamas seharusnya dihancurkan sesuai dengan desain Amerika-Zionis, sehingga fakta bahwa Hamas tetap sebuah variabel, keras independen memang prestasi besar. Ini membuktikan bahwa tidak Palestina segala sesuatu harus tunduk kepada kehendak Zionis.
Fatah juga menunjukkan kepada Israel bahwa Fatah tidak akan terkooptasi dan dimanipulasi untuk kepentingan nasional Palestina. Fatah menang dengan menunjukkan bahwa ia akan tetap menjadi gerakan nasional dan patriotik meskipun desain Amerika dan Israel.
Dan orang-orang Palestina telah memenangkan dengan mengatasi salah satu krisis internal yang paling berat yang pernah merusak perjuangan Palestina untuk bebas dari cakar Zionisme yang kejam, yaitu perpecahan.
Kita juga harus berterima kasih kepada kakak besar kami, Mesir, tanpa yang kesimpulan dari perjanjian ini tidak akan mungkin terjadi. Kepemimpinan revolusioner di Kairo harus bertepuk tangan atas upaya tak kenal lelah dan dedikasi untuk mewujudkan rekonsiliasi nasional ini penting antara saudara-saudara di Palestina. Hal ini harus menjadi pertanda baik untuk masa depan.

Akhirnya, kami rakyat Palestina harus menanamkan dalam diri kita perasaan optimisme. Pemulihan persatuan nasional Palestina, bersama dengan perubahan strategis di kawasan Arab, adalah aset besar dan peluang yang harus digunakan untuk pembebasan akhir Palestina. (mh/em)

Kamis, 28 April 2011

R.A. Kartini dan Para Yahudi Belanda

Surat-surat Kartini yang kental dengan doktrin pluralisme agama, okultisme, dan humanisme ala Theosofi banyak ditujukan kepada sahabat-sahabatnya yang berdarah Yahudi. Siapa saja mereka?

Oleh Artawijaya*

Lewat sebuah iklan di Majalah De Hollandse Lelie, sebuah majalah wanita yang terkenal pada saat itu dan terbit di Belanda, Raden Ajeng Kartini (1879-1904) berkenalan dengan Estella H Zeehandelaar, seorang perempuan Yahudi pejuang feminisme radikal yang tinggal di Amsterdam, Belanda. Estella- atau yang disebut oleh Kartini dalam surat-suratnya dengan Stella, adalah anak seorang dokter dari keluarga Yahudi. Stella dikenal sebagai pegiat feminisme, sosialisme, aktivis penyayang binatang, dan seorang vegetarian layaknya penganut Theosofi yang cukup berpengaruh saat itu. Stella juga aktif sebagai anggota Social Democratische Arbeiders Partij (SDAP), partai pengusung sosialis-demokrat di negeri Belanda yang ketika itu memperjuangkan sosialisme dan humanisme, termasuk ide-ide tentang kesetaraan gender dan pluralisme.

Perkenalan Kartini dengan Stella berlangsung lewat korespondensi surat-menyurat. Surat pertama ditulis Kartini pada 25 Mei 1899, ketika usianya menginjak 20 tahun. Tak sulit bagi Kartini untuk menjalin hubungan dengan orang-orang Belanda, mengingat sebagai anak priyai Jawa, ia mempunyai akses yang mudah untuk melakukan itu. Teman-temannya semasa di Europese Lagere School (ELS) kebanyakan adalah anak-anak Eropa, khususnya Belanda. Paman dan saudara-saudaranya juga dekat dengan elit Belanda.

Surat menyurat Kartini dengan Stella banyak membicarakan mengenai kebatinan dan keyakinan agama. Dalam surat-suratnya, Stella juga banyak memperkenalkan Kartini dengan berbagai paham modern, terutama mengenai perjuangan wanita dan sosialisme. Mengenai persahabatannya dengan Kartini, Stella pernah menulis surat kepada Ny. Nellie van Koll, tertanggal 28 Juni 1902, yang mengatakan, ”Kartini dilahirkan sebagai seorang Muslim, dan saya dilahirkan sebagai seorang Yahudi. Meskipun demikian, kami mempunyai pemikiran yang sama tentang Tuhan...”

Dalam suratnya kepada H.H van Kol, anggota Freemason yang juga suami dari Nellie van Kol, tertanggal 10 Agustus 1902, Kartini juga mengatakan, ”Ia tidak seagama dengan kita, tetapi tidak mengapa. Tuhannya, Tuhan kita semua.” Sedangkan kepada Stella, dalam surat tertanggal 6 Nopember 1899, Kartini mengatakan, ”Ya Tuhanku, adakalnya aku berharap, alangkah baiknya jika tidak ada agama itu, sebenarnya yang harus mempersatukan semua hamba Allah...orang yang seibu sebapak berlawanan karena berlainan cara mengabdi kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang yang berkasih-kasihan dengan amat sangatnya, dengan amat sedihnya bercerai berai. Karena berlainan tempat menyeru Tuhan, Tuhan yang itu juga, berdirilah tembok yang membatasi hati yang berkasih-kasihan. Benarkah agama itu restu bagi manusia? Tanyaku kerap kali kepada diriku sendiri dengan bimbang hati...

Kumpulan surat Kartini kepada Stella Zeehandelaar bisa dilihat dalam korespondensi Kartini periode 1899-1903, yang kemudian dikumpulkan oleh Dr. Joost Cote dan diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dengan judul, ”Aku Mau...Femininisme dan Nasionalisme: Surat-Surat Kartini Kepada Stella Zeehandelaar 1899-1903”. Buku ini diterbitkan pada 1979 untuk mengenang seabad wafatnya Kartini.

Sosok lain yang menjadi sahabat Kartini adalah Nyonya Rosa Manuela Abendanon Mandri atau sering disingkat Ny. RM Abendanon Mandri. Perempuan berdarah Yahudi, kelahiran Puerto Rico ini adalah istri kedua dari Jacques Henri Abendanon, Direktur Kementerian Pengajaran, Ibadat, dan Kerajinan di Hindia Belanda. Ny. Abendanon disebut oleh Kartini sebagai orang satu-satunya yang banyak mengetahui kehidupan batinnya.Ny. Abendanon juga banyak mengirimkan buku-buku terutama tentang humanisme, diantaranya buku Karaktervorming der Vrouw (Pembentukan Akhlak Perempuan) karya Helena Mercier, Modern Maagden (Gadis Modern) karya Marcel Prevost, De Vrouwen an Socialisme (Wanita dan Sosialisme) karya August Bebel dan Berthold Meryan karya seorang sosialis bernama Cornelie Huygens. Kartini juga membaca buku De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus.

Surat-surat Kartini dengan RM Abendanon kemudian diterbitkan pada 1911 oleh Kartini Fonds, sebuah lembaga yang dibentuk oleh seorang humanis yang juga terlibat dari Gerakan Politik Etis, Conrad Theodore van Daventer. Kumpulan surat tersebut kemudian diberi judul “Door Duisternis tot Licht”, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Sastrawan anggota Theosofi, Armijn Pane dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”

Majalah Tempo, 12 Oktober 1987, mengulas mengenai terbitnya buku yang berisi surat menyurat Kartini dengan Ny. RM Abendanon dan J.H Abendanon. Majalah Tempo menulis, tak semua surat-surat Kartini ditampilkan dalam buku tersebut. Stella, yang diduga memiliki sedikitnya 20 surat Kartini, hanya meminjamkan 14 pucuk. Annie Glaser, sosok yang disebut dalam surat Kartini, yang menceritakan spiritualisme gaib, bahkan sama sekali menolak meminjamkan surat-srat Kartini yang ada di tangannya untuk dipublikasikan.

Sejumlah surat lainnya, diterbitkan namun sudah diedit dan dipotong oleh Ny. Abendanon. Inilah yang menjadi pertanyaan sebagaimana diajukan oleh Dr.Th Sumarna dalam bukunya “Tuhan dan Agama dalam Pergulatan Batin Kartini”, entah dengan alasan apa surat-surat Kartini yang berisi yang berisi pengalamannya dalam dunia okultislme dan mistisisme “disensor” oleh Abendanon? Keterangan mengenai kepercayaan Kartini terhadap okultisme hanya didapat dari surat-suratnya yang ditujukan kepada Stella dan keluarga Van Kol. Seperti diketahui, okultisme banyak diajarkan oleh jaringan Freemasonry dan Theosofi, sebagai bagian dari ritual perkumpulan mereka.

Cerita mengenai okultisme sempat disinggung oleh Kartini dalam suratnya, 15 Juli 1902. Kartini menulis, ”Mengenai spiritisme yang dianutnya (Tuan Van Kol, pen) dengan setia, sudah diceritakan Annie kepada Nyonya, bukan? Saya senang sekali bahwa diperkenalkan dengan kepercayaan itu, tidak untuk memanggil rohnya, tetapi mengenai indahnya kepercayaan itu. Ajaran itu mendamaikan kami banyak hal, yang tampaknya ketidakadilan berat dan memberikan hiburan, bahwa kegagalan kami sekarang dalah penebusan dosa dalam kehidupan sebelumnya...kami sungguh-sungguh tercengang. Tuan Van Kol mengatakan bahwa dia dan istrinya melalui spiritisme memperoleh banyak nasihat dari dunia arwah.”

Tuan dan Nyonya Abendanon adalah sahabat karib Snouck Hurgronje. Atas saran Snouck-lah, Tuan Abendanon, yang juga berdarah Yahudi, yang saat itu menjabat sebagai Direktur Pengajaran, Ibadah, dan Kerajinan di Hindia Belanda, diminta untuk mendekati Kartini bersaudara.Snouck yang ketika itu menjabat sebagai Penasehat Pemerintahan Hindia Belanda, meminta Abendanon agar menaruh perhatian lebih kepada Kartini. Tujuannya adalah, merekrut sebanyak mungkin anak-anak priayai agar tercapai proses asimiliasi antara kebudayaan Barat dan pribumi.

Kepada Ny. Abendanon, Kartini pernah menitip pesan agar menanyakan hal yang berkaitan dengan hukum Islam. Kartini menganggap Snouck sebagai orang yang paham Islam, padahal sesungguhnya seorang orientalis yang pura-pura mendalami Islam. Kartini menulis, ”Apabila bila Nyonya bertemu dengan teman Nyonya Dr Snouck Hurgronje, sudikah nyonya bertanya kepada beliau tentang hal berikut:Apakah dalam agama Islam juga ada hukum akil balig seperti yang terdapat dalam undang-undang bangsa Barat? Ataukah sebaiknya saya memberanikan diri langsung bertanya kepada beliau? Saya ingin sekali mengetahui sesuatu tentang hak dan kewajiban perempuan Islam serta anak perempuannya. Bagaimana undang-undang agama mereka? Suatu hal yang bagus sekali, saya malu bahwa kami sendiri tidak tahu tentang hal itu...

Nama-nama lain yang menjadi teman berkorespondensi Kartini adalah Tuan H.H Van Kol (anggota Freemason), Ny Nellie Van Kol, Ny M. C.E Ovink Soer, E.C Abendanon (anak J.H Abendanon), dan Dr N Adriani. Kepada Kartini, Ny Van Kol banyak mengajarkan tentang Bibel dan spiritualisme, sedangkan kepada Dr N Adriani, Kartini banyak mengeritik soal zending Kristen, meskipun dalam pandangan Kartini semua agama sama saja.

Ridwan Saidi dalam buku Fakta dan Data Yahudi di Indonesia memiliki cerita lain. Ridwan mengatakan, sebagai orang yang berasal dari keturunan priayi atau elit Jawa dan mempunyai bakat yang besar dalam pendidikan, maka Kartini menjadi bidikan kelompok Theosofi, sebuah kelompok yang juga banyak digerakkan oleh orang-orang Belanda saat itu. Dalam catatan Ridwan Saidi, orang-orang Belanda gagal mengajak Kartini berangkat studi ke negeri Belanda. Karena gagal, maka mereka menyusupkan ke dalam kehidupan Kartini seorang gadis kader Zionis bernama Josephine Hartseen.Hartseen, menurut Ridwan adalah nama keluarga Yahudi.

Tulisan ini bisa dibilang adalah pengantar bagi mereka yang ingin meneliti secara serius dan mendalam tentang bagaimana pemikiran dan paham keagaaman Kartini, dan sejauh mana para keturunan Yahudi tersebut mempengaruhi pemikirannya? Dalam buku ”Gerakan Theosofi di Nusantara”, penulis menyimpulkan bahwa corak pemikiran dan keagamaan Kartini sangat kental dengan muatan Theosofi. Itu tercermin dari surat-suratnya dan pertemanannya dengan para Yahudi Belanda. Namun, bisa saja data yang tak terungkap lebih banyak, mengingat surat-menyurat Kartini tak semuanya diterbitkan, dan sebagian entah kemana...

*Penulis buku ”Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara”, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2010. (eramuslim)

Rabu, 27 April 2011

Ditekan Zionis, Facebook Hapus Laman “Intifada”

Setelah Israel menekan pihak Facebook, hari Selasa (29/3) laman ‘perlawanan’ terhadap Zionis-Israel,  bernama “Third Palestinian Intifada” (Intifada Palestina Ketiga) akhirnya lenyap. Sebelumnya, Zionis-Israel dan lembaga pembela Yahudi sewot menyusul  keanggotaan dari laman tersebut yang mencapai lebih dari 350 ribu fans. Menteri Informasi Israel, Yuli-Yoe Edelstein bahkan sempat menulis surat ke pendiri Facebook, Mark Zuckerberg untuk memintanya menghapus halaman ini.


Israel berang karena laman tersebut menggalang dukungan agar warga Palestina melawan pendudukan Israel dan kembali ke tanah yang kini telah dijajah negara Yahudi itu. Awalnya, Facebook menolak permintaan sang menteri. Kelompok Yahudi bernama Anti Defamation League (ADL) yang melayangkan komplain resmi pada Facebook.


Juru bicara Facebook menerangkan mengapa mereka menolak permintaan itu. "Meski beberapa komentar dan konten mungkin membuat marah sebagian orang, namun ini bukan alasan menghapus diskusi yang terjadi. Kami yakin user mampu mengekspresikan opini mereka dan kami tidak biasa menghapus konten atau grup atau halaman yang menyuarakan tentang negara, agama, politik atau ide,"


Namun pada Selasa malam,  laman itu sudah tak dapat diakses alias telah dihapus. Yuli-Yoe Edelstein sebelumnya mengungkapkan alasan penutupan dengan mengatakan,  halaman ini mempromosikan kekerasan dan menyuarakan pembunuhan pada orang Israel, dalam rangka membebaskan Yerusalem.

Anehnya, di saat yang sama ia membolduser ribuan rumah penduduk Palestina, menembaki warganya dengan pesawat-pesawat buatan Amerika dan melakukan blokade berkepanjangan yang berdampak pada kesengsaraan warga Palestina. *


Perennialisme dan sejarah Teosofi



Gagasan perenialisme atau hikmah abadi (perennial wisdom) yang berujung pada upaya penyatuan agama-agama dengan jalan menjaga kearifan masa lalu (the ancient wisdom), membangun persaudaraan universal dan pengabdian terhadap kemanusiaan, sejatinya memiliki akar sejarah yang panjang di Indonesia.

Catatan sejarah tersebut merujuk pada keberadaan perkumpulan teosofi, sebuah organisasi kebatinan yang pada masa lalu gencar mempropagandakan doktrin-doktrin perenialisme dan pluralisme agama. Teosofi memiliki moto, “There is No Religion Higher Than Truth” atau “Satyan Nasti Paroh Dharma” (Tidak Ada Agama yang Lebih Tinggi daripada Kebenaran).

Perkumpulan teosofi (Theosophical Society) didirikan pertama kali di New York pada 1875 oleh sekelompok orang yang terlibat aktif mempelajari kepercayaankepercayaan dan tradisi-tradisi kuno dalam okultisme, mistisisme, dan kabbalah. Pendiri dan tokoh sentral teosofi adalah Helena Petrovna Blavatsky (1831-1891), seorang perempuan aristokrat Rusia berdarah Yahudi yang dijuluki oleh para pengikutnya sebagai “mother of new age movement” atau “founder of occult fraternities” (Pendiri Persaudaraan Okultis).

Tokoh-tokoh lain yang terkenal dalam teosofi internasional adalah Henry Steel Olcott (1832-1907), Annie Besant (1847-1933), dan Charles Webster Leadbeater (1847-1934). Sebelum secara resmi diakui sebagai cabang dari Perhimpunan Teosofi Internasional, keberadaan organisasi ini di Nusantara secara tidak resmi sudah terlihat dengan berdirinya The Peka longan Theosophical Society (Masya rakat Teosofi Pekalongan) pada 1881.

Lalu, pada 1901, dibuka loge teosofi pertama di Semarang di bawah pimpinan DG van Niewenhoven Helbach. Periode selanjutnya, pada 1909 berdiri Nederlandsche Indie Onder Afdeling der Nederland Afdeling van de Theosofische Vereniging (NIONATV) atau Perhimpunan Teosofi di Hindia Belanda yang berada dalam wilayah kepengurusan teosofi di Belanda. Dan kemudian, pada 1912 berubah menjadi Nederlandsche Indische Theosofische Vereniging (NITV) atau Teosofi Cabang Hindia Belanda, yang berdiri sendiri dan diakui secara resmi oleh markas teosofi pusat sebagai cabang ke-20, dengan ketuanya Dirk van Hinloopen Labberton.

Teosofi kemudian menyebarkan ajaran-ajarannya dengan mendirikan loge-loge di berbagai daerah di Pulau Jawa dan mencetak media massa, seperti Theosofisch Maandblad voor Nederlandsch-Indie (terbit di Semarang), Koemandang Theosofi (terbit di Sura karta), Pewarta Theeosofie Boewat Tanah Hindia Nederland (terbit di Jawa Timur), Majalah Pewarta Theosofie Boeat Indonesia, Majalah Perhimpunan Theosofie Tjabang Indonesia (terbit di Batavia), Majalah Persatoean Hidoep (Terbit di Batavia dan Bandung), Majalah Dyana milik Pemuda Theosofi (terbit di Semarang), Majalah Lotus milik Pemuda Theosofi (terbit di Ban dung), dan Berita PB Perwathin (Terbit di Jakarta). Mediamedia massa ini, se lain berisi laporan masing-masing loge dan kegiatan- kegiatan nya, juga banyak memuat doktrindoktrin teosofi yang digagas oleh Blavatsky dan Annie Besant.

Apa itu teosofi? Dalam The Key to Theosophy, Blavatsky mengatakan, teosofi adalah the wisdom religion (agama kebijaksanaan) yang berusaha mempersatukan agama-agama dalam sebuah “Kesatuan Hidup” yang selaras dengan nilai-nilai kemanusiaan. Tujuan teosofi, kata Blavat sky, sama dengan apa yang dilakukan oleh seorang Yahudi bernama Ammonius Saccas, yang berusaha mengajak para gentiles (non-Yahudi), para pemeluk Kristen, pemuja dewa-dewa, untuk mengesampingkan tuntutan mereka dengan mengingat bahwa mereka memiliki kebenaran yang sama.

Agama, menurutnya, adalah tunas-tunas dari batang pohon yang sama, yaitu the wisdom religion. (HP Blavatsky, Kunci Memahami Theosofi (terj), Jakarta:PB Perwathin, 1972, hal.3) Blavatsky menegaskan, tujuan utama teosofi adalah mendamaikan semua agama, sekte-sekte, dan bangsa-bangsa di bawah satu etika umum, yang didasarkan pada kenyataan-keyataan abadi.

Teosofi mengedepankan persaudaraan universal, supremasi kemanusiaan, dan pentingnya menjadikan nilainilai kebaikan sebagai titik temu semua agama-agama. Apa yang dilakukan teosofi berujung pada sinkretisme teologi, yang kemudian memunculkan banyak istilah global, seperti; agama kemanusiaan, agama universal, agama budi, agama kebijaksanaan, persaudaraan universal, pluralisme, inklusivisme, dan perenialisme. Pada akhirnya, sikap dan pemahaman sinkretisme teologi itu terjerembab dalam paham netral agama, laa diniyah!

Pada Majalah Perhimpunan Theosofie Tja bang Indonesia (P.T.T.I), No IV, tahun 1954, disebutkan, “Kebenaran pada pendapat kami tidak dapat dimonopoli. Se -tiap orang mempunyai kebenaran atau ke -nyataan sendiri. Begitupun Tuhan, ti dak dapat dimonopoli. Tuhan ada di ma namana, Satu, tiada yang kedua, meli puti segala dan semuanya, Tuhan tidak terbatas.” Teosofi juga berkeyakinan tiap-tiap agama hanya berbeda pada aspek eksoterik (lahir), dan memiliki kesamaan pada aspek esoterik (batin). Mereka berkeyakinan, syariat lahir boleh berbeda, namun hakikat batin tetaplah sama, menuju pada “Yang Satu”. Bagi teosofi, Yang Satu itu ada dalam setiap agama dan me miliki banyak nama. Dalam Pewarta Theo sofi, No 3, Februari tahun 1930, disebutkan, “Yang menciptakan barang yang ada itu dinamakan Allah, God, Tuhan, dan ada lagi nama-nama apa saja yang orang mau sebutkan.” Teosofi mengartikan kalimat “Laa Ilaaha Ilallah” dengan “Tiada Gusti Allah, melainkan Gusti Allah.”

Dalam tulisan berbahasa Inggris, para penganut teosofi sering menulis kata “God” dengan “Gods” (dengan tambahan huruf “s” untuk menunjukkan lebih dari satu). Tuhan dalam pandangan teosofi juga bisa termanifestasikan dengan nilainilai “Kebaikan” (dengan huruf “K” besar) yang dilakukan manusia. Pancaran nilai “Kebaikan” inilah yang disebut sebagai peletik Ilahi (God in being). Peletik Ilahi ini, menurut teosofi, disebabkan manusia manunggal dengan Tuhan. Manusia sejati (ingsun sejati) dalam keyakinan teosofi adalah pancaran dari gambaran Tuhan. Maka, ingsun sejati harus mengamalkan asas-asas Ilahi, yaitu kasih sayang, kebenaran, dan kesatuan hidup. Inilah yang kemudian dalam kebatinan Jawa disebut sebagai “kasampurnaning urip”(kesempurnaan hidup).

Inti ajaran teosofi mengarah pada perenialisme dan pluralisme agama seperti tecermin dalam moto organisasi ini. Dalam inti ajaran teosofi, agama mana pun selama menjunjung tinggi kemanusiaan dan menebarkan kebaikan pada hakikatnya sama. Tidak ada kedudukannya yang lebih tinggi daripada kebenaran. Inilah yang menjadi landasan teosofi dalam memandang agama. Tidak boleh ada klaim mutlak kebenaran (absolute truth claim) dari satu agama. The ultimate goal dalam hidup ini bagi mereka adalah menebar kebaikan kepada sesama manusia, zonder memandang agama, suku, ras, dan golongan. Meski awalnya teosofi mengatakan semua agama sama, tetapi pada kesempatan lain teosofi mengatakan tak perlu beragama, cukup dengan menjalankan lelaku batin, menebar kasih sayang, kebenaran, dan menolong sesama manusia. Ujung-ujungnya adalah perangkap pada lubang ateisme. Bukankah ini sebuah pemurtadan yang ramah? (Sumber: Republika Online/Koran Republika, Kamis 21/4/2011 kolom Jurnal Islamia, Kupas Tuntas Bahya&kekeliruan Paham Pluralisme) 



Selasa, 26 April 2011

FUTUR


Futur, secara bahasa mempunyai dua makna. Pertama yaitu terputus setelah bersambung, terdiam setalah bergerak terus. Kedua yaitu malas, lamban atau kendur setelah rajin bekerja. Futur secara istilah merupakan suatu penyakit yang dapat menimpa seseorang yang berjuang di jalan Allah. Futur yang paling ringan menyebabkan seseorang terhenti setelah terus-menerus melakukan ibadah. Faktor-faktor penyebab futur diantaranya yaitu berlebihan dalam beragama. Maksudnya, berlebihan dalam beribadah tanpa menyediakan waktu istirahat dan gizi yang cukup untuk tubuhnya. Hal ini akan mendatangkan kejenuhan dan kemalasan. Pada akhirnya, yang bersangkutan akan berhenti atau meninggalkan kewajiban beribadah. Bahkan, terkadang menyebabkan seseorang menempuh jalan kemaksiatan, kebalikan dari jalan ketaatan. Jadi, seseorang berubah dari rajin beribadah menjadi lalai beribadah. Barangkali, inilah rahasianya mengapa Islam melarang ummatnya untuk berlebihan dalam beragama. Rasulullah saw bersabda,

"Jauhkanlah dirimu dari sikap berlebihan dalam beragama (beribadah). Karena sesungguhnya orang-orang sebelum kamu binasa akibat berlebih-lebihan dalam beragama." (HR Ahmad)

Dalam hadits lain, Rasulullah saw bersabda,

"Sesungguhnya agama itu mudah. Bila seseorang memberatkan agamanya, maka agama itu akan menyiksanya." (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain, Rasulullah saw bersabda,

"Beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu, karena sesungguhnya Allah tidak akan jenuh hingga kamu jenuh sendiri. Dan, sesungguhnya amal yang paling disukai Allah adalah amal yang paling langgeng meskipun sedikit." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Berlebihan dalam menjalankan perkara yang mubah, seperti berlebihan dalam makan dan minum. Hal ini akan membuat badan menjadi gemuk dan mudah dikuasai nafsu. Selanjutnya yang bersangkutan terasa berat dan malas beribadah, jika tidak terhenti sama sekali melakukan ibadah. Allah swt berfirman,

"Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid. Makan dan minumlah, tetapi janganlah kamu berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berlebihan." (QS al-A'raf: 31)

Rasulullah saw bersabda,

"Tak ada tempat yang lebih buruk daripada perut manusia yang diisi penuh ... " (HR Turmudzi)

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur dalam beragama yaitu memisahkan diri dari jamaah dan hidup menyendiri. Sesungguhnya jalan (menuju Allah) itu panjang, jauh, banyak rintangan, bertahap-tahap dan membutuhkan pembaharuan. Maka, jika seorang Muslim berjalan bersama jamaah, dia selalu baru semangatnya, kuat kehendaknya dan benar pendiriannya. Sebaliknya, seorang Muslim yang memisahkan diri dari jamaah tidak dapat memperbaharui semangatnya, menguatkan kehendaknya atau meninggikan cita-citanya. Dia berzikir kepada Allah, namun kemudian menjadi jenuh dan akhirnya menjadi malas-malasan, jika bukan berhenti sama sekali dari zikir tersebut. Allah swt berfirman,

"Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai ... ." (QS Ali 'Imran: 103)

" ... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran ... ." (QS al-Ma'idah: 2)

Rasulullah saw bersabda,

"Barangsiapa memisahkan diri dari jamaah satu jengkal saja, maka dia nyata-nyata telah melepaskan tali Islam dari lehernya." (HR Bukhari)

***

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang futur adalah kurang mengingat mati dan kehidupan akhirat. Hal ini mengakibatkan hilangnya kehendak, lemahnya kemmauan dan hilangnya semangat, bahkan terkadang menyebabkan terhentinya ibadah. Dari keterangan ini kita memahami hikmah perintah Rasulullah saw untuk berziarah kubur, setelah sebelumnya beliau melarangnya. Rasulullah saw bersabda,

"Saya pernnah melarang kamu berziarah kubur, tapi sekarang berziarahlah, karena ziarah kubur akan membuat kamu zuhud terhadap dunia dan ingat akan akhirat." (HR Ahmad)

Futur dapat menimpa seseorang yang lalai terhadap amal sehari-hari. Amal sehari-ari yang dimaksud adalah seperti ketiduran di waktu shalat Subuh karena bergadang dan mengobrol yang tidak bermanfaat setelah shalat Isya, tidak membaca al-Qur'an, tidak berzikir, berdoa dan beristighfar serta amalan lainnya. Semua itu ada dampak negatifnya. Dimulai dari mengendurnya semangat untuk beribadah, di mana orang yang seperti akan menjadi malas dan merasa berat untuk beribadah sampai pada keadaan berhenti sama sekali dari beribadah. Rasulullah saw bersabda,

"Setan akan mengikat tengkuk seseorang dari kamu ketika dia tidur dengan tiga ikatan. Setiap satu ikatan, setan berkata, 'Atas kamu malam yang panjang, maka tidurlah kamu.' Jika dia bangun, lalu berzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan. Jika dia berwudhu, lepaslah satu ikatan lagi. Jika dia shalat, lepaslah ikatan ketiga sehingga dia merasa segar dan hatinya merasa enak. Jika dia tidak melakukan yang demikian itu maka dia menjadi malas dan buruklah hatinya." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Mengosumsi makanan haram atau syubhat dapat menyebabkan seseorang futur. Allah swt berfirman,

"Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi.
Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Karena sesungguhnya setan adalah musuh yang nyata bagimu."(QS al-Baqarah: 168)

Rasulullah saw bersabda,

"Setiap jasad yang tumbuh dari sesuatu yang haram, maka nerakalah yang lebih pantas baginya." (HR Turmudzi)

Rasulullah saw bersabda,

"Tinggalkanlah apa-apa yang meragukanmu dan pilihlah apa-apa yang tidak meragukanmu." (HR Turmudzi)

Rasulullah saw pernah memberikan bimbingan dengan tindakan nyata kepada kaum Muslim. Ketika beliau menemukan korma di jalan, beliau tidak memakannya. Beliau berkata,

"Jika aku tidak khawatir bahwa ini sedekah, niscaya aku memakannya." (HR Bukhari dan Muslim)

Futur yang menimpa seseorang dapat juga disebabkan karena melalaikan hak badan dengan menanggung beban yang berat dan banyak kewajiban. Mereka menelantarkan badan mereka dengan hanya sedikit beristirahat. Rasulullah saw bersabda,

"Sesungguhnya Tuhan-mu memiliki hak yang harus kamu penuhi, dirimu memiliki hak yang harus kamu penuhi dan keluargamu memiliki hak yang harus kamu penuhi. Maka berikanlah hak-hak mereka." (HR Bukhari)
Futur mempunyai dampak negatif, diantaranya dapat mengurangi kegairahan dalam menjalankan ketaatan. Karena itu, Rasulullah saw berdoa,

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kesusahan dan kesedihan. Aku berlindung
kepada-Mu dari rasa sifat lemah dan malas. Aku berlindung kepada-Mu dari rasa takut dan sifat kikir. Dan aku berlidung kepada-Mu dari cengkeraman hutang dan penindasan orang." (HR Abu Dawud)

***

Rasulullah saw bersabda,

"Jika Allah menghendaki kebaikan pada hamba-Nya, maka Dia akan melakukannya." Ada yang bertanya, "Bagaimana Allah melakukannya?" Berkata Rasulullah saw, "Allah akan memberikan taufik kepadanya agar dia beramal saleh, kemudian Allah mencabut nyawanya." (HR Turmudzi)

Wasiat Rasulullah saw mengenai futur, diantaranya yaitu:

"Sesungguhnya seorang hamba beramal sebagaimana amal penghuni neraka, padahal dia termasuk penghuni surga. Sebaliknya, seorang hamba beramal sebagaimana amal penghuni surga, padahal dia termasuk penghuni neraka. Sesungguhnya semua amal yang dinilai adalah akhirnya (penutupnya)." (HR Bukhari)

"Janganlah kamu kagum terhadap amal seseorang hingga kamu melihat dengan apa dia menutup amalnya." (HR Ahmad)

Cara-cara menanggulangi futur yaitu dengan menjauhkan diri dari maksiatan amal buruk, besar maupun kecil. Karena maksiat merupakan api yang akan membakar hati dan mendatangkan kemurkaan Allah. Barangsiapa dimurkai Allah, dia jelas-jelas dalam kerugian. Allah swt berfirman,

" ... Dan barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, sungguh binasalah dia." (QS Thaha: 81)

Tekun dan teratur mengerjakan amalan sehari-hari seperti zikir, istighfar, membaca al-Qur'an, berdoa, shalat tahajud, bermunajat di waktu menjelang shalat Subuh dan amalan lainnya. Itu semua akan melahirkan iman yang baik, menambah semangat dan kemauan keras untuk beribadah.

***

Sedikit mengendurkan kerja keras dalam agama Allah. Yang dimaksudkan dengan mengendurkan kerja keras bukannya meninggalkan atau berhenti beribadah, tetapi ini dalam rangka efisiensi (tenaga) dan mewujudkan ibadah yang sedang-sedang saja (tidak berlebihan). Hal ini akan menambah semangat dan membantu kelanggengan dalam beribadah. Rasulullah saw bersabda,

"Hai manusia, beramallah kamu sesuai dengan kemampuanmu. Karena Allah tidak akan jenuh hingga kamu sendiri yang jenuh. Sesungguhnya amal yang lebih dicintai oleh Allah adalah amal yang langgeng, meskipun sedikit. Dan keluarga Muhammad saw, bila melakukan amal, mereka akan melanggengkannya." (HR Muslim)

'Abdullah bin 'Umar bin 'Ash ra menceritakan bahwa Rasulullah saw berkata kepadanya,

"Hai Abdullah, janganlah kamu seperti fulan. Dia pernah rajin beribadah di waktu malam, tapi kemudian tidak lagi." (HR Bukhari dan Muslim)

***

Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra bahwa Rasulullah saw bersabda,

"Apabila saya melarang kamu untuk melakukan sesuatu, maka jauhilah; bila saya memerintahkan kamu melakukan sesuatu, maka lakukanlah semampumu." (HR Bukhari dan Muslim)

Rasulullah saw juga bersabda,

"Jika salah seorang diantara kamu mengantuk --- padahal dia sedang shalat --- maka sebaiknya dia tidur hingga hilang rasa kantuknya. Karena, jika seseorang shalat dalam keadaan mengantuk, dia tidak tahu apakah dia tidur atau beristighfar. Maka tercelalah jiwanya." (HR Bukhari dan Muslim)

Membiasakan membaca buku-buku biografi dan sejarah. Karena buku-buku tersebut berisi informasi mengenai orang-orang yang rajin beramal saleh dan bersungguh-sungguh yang mempunyai kemauan kuat. Ini akan menghibur dan membangkitkan keinginan untuk mengikuti mereka. Allah swt berfirman,

"Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal." (QS Yusuf: 111)

***

Mengingat mati dan hidup sesudah mati, seperti pertanyaan dalam kubur, kegelapan alam kubur, hari kebangkitan dan Padang Mahsyar. Hal ini akan menyadarkan kita dari tidur panjang dan akan menambah semangat beribadah. Mengingat surga, neraka dan apa yang ada di dalamnya, baik kenikmatan maupun siksaan. Ini akan menghilangkan rasa kantuk, menambah semangat dan meneguhkan kemauan untuk beribadah. Mengambil agama (Islam) secara menyeluruh, tidak hanya mengambil sebagian dan melepaskan sebagian yang lain. Selalu mawas diri. Allah swt berfirman,

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah
kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS Hasyr: 18)

Inilah Wanita Sholehah

Wanita solehah adalah wanita yang memiliki kelembutan Khadijah, ketabahan Fatimah dan kecantikan Aisyah. Wanita ini kelihatan lemah lembut namun tak ada satu pria gagah yang mampu menjamahnya dengan kekerasan atau paksaan, semua ingin melindunginya karena hijabnya.

Wanita solehah adalah wanita yang menyembunyikan sorot tajam matanya dari tatapan dan saling menatap, tatapannya hanya seperlunya terbalut oleh sipu malu, tapi semua orang terpesona oleh tunduk matanya ini, semua takjub dan semua kagum, di mata manusia ia adalah pelita dan di mata ALLAH ia adalah mutiara.  subhanallah…

Ia indah bukan karena cantik parasnya tapi cantik hatinya, jika siang ia berhijab dan jika malam jangan cari ia di kebisingan lampu-lampu sorot kota, atau di tengah kebisingan dunia karena ia berada di atas sajadah, meletakan kening beningnya dan memohon ampunan kepada ALLAH atas Riya, atas fitnah dan atas khayalan kaum Adam yang memujanya, matanya sembab karena takut kepada ALLAH jika kecantikannya telah menjadikannya tangan setan untuk menjadi penggoda karena pada naluri setiap wanita ingin dipuja.

Wanita solehah adalah wanita yang lugu namun tidak bodoh, pikirannya jernih karena diamnya adalah dzikir dan bicaranya adalah dakwah, ia tak pernah kehilangan arah karena Al Quran dan Hadits telah dijadikan dlm hidupnya sebagai GPS [global positioning system], setiap langkahnya ia niatkan untuk mencari ridho ALLAH, ujian dan bahagia dijadikannya ladang ibadah.

Inilah wanita yang sangat diinginkan kehadirannya oleh bumi dan dinantikan kepulangannya di syurga. Apakah anda orangnya???

Kisah Pemuda “Al-Miski” (yang harum seperti kasturi)

Ada seorang pemuda yang kerjanya menjual kain. Setiap hari dia memikul kain-kain dagangannya dan berkeliling dari rumah ke rumah. Kain dagangan pemuda ini di kenal dengan nama "Faraqna" oleh orang-orang. Walau pun pekerjaannya sebagai pedagang, tetapi pemuda ini sangat tampan dan bertubuh tegap, setiap orang yang melihat pati menyenanginya.

Pada suatu hari, saat dia berkeliling melewati jalan-jalan besar, gang-gang kecil dan rumah-rumah penduduk sambil berteriak menawarkan dagangannya: "faraqna-faraqna", tiba-tiba ada seorang wanita yang melihatanya. Si wanita itu memanggil dan dia pun menghampirinya. Dia dipersilakan masuk ke dalam rumah. Di sini si wanita terpesona melihat ketampanannya dan tumbuhlah rasa cinta dalam hatinya.

Lalu si wanita itu berkata : "Aku memanggilmu tidak untuk membeli daganganmu tetapi aku memanggilmu karena kecintaanku kepadamu. Dan dirumah ini sekarang kosong. " Selanjutnya, si wanita ini membujuk dan merayunya agar mau berbuat sesuatu dengan dirinya. Pemuda ini menolak, bahkan dia mengingatkan si wanita kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dan menakut-nakuti dengan azab yang pedih di sisiNya.

Tetapi sayang, nasehat itu tidak membuahkan hasil apa-apa, bahkan sebaliknya, si wanita makin berhasrat. Dan memang biasa, orang itu senang dan penasaran dengan hal-hal yang dilarang... Akhirnya, karena si pemuda ini tidak mau melakukan yang haram, si wanita malah mengancam, katanya: "Bila engkau tidak mau menuruti perintahku, aku berteriak pada semua orang dan aku katakan kepada mereka, bahwa engkau telah masuk ke dalam rumahku dan ingin merenggut kesucianku. Dan mereka akan mempercayaiku karena engkau telah berada dalam rumahku, dan sama sekali mereka tidak akan mencurigaiku."

Setelah si pemuda melihat betapa si wanita itu terlalu memaksa untuk mengikuti keinginannya berbuat dosa, akhirnya dia berkata: "Baiklah, apakah engkau mengizinkan aku untuk ke kamar mandi agar bisa membersihkan diri dulu?" Betapa gembiranya si wanita mendengar jawaban ini, dia mengira bahwa keinginannya sebentar lagi akan terpenuhi. Dengan penuh semangat dia menjawab : "Bagaimana tidak wahai kekasih dan buah hatiku, ini adalah sebuah ide yang bagus."

Kemudian masuklah si pemuda itu ke kamar mandi, sementara tubuhnya gemetar karena takut dirinya terjerumus dalam kubangan maksiat. Sebab, wanita itu adalah perangkap syaitan dan tidak ada seorang laki-laki yang menyendiri bersama seorang wanita kecuali syaitan dari pihak ketiga.

"Ya Allah, apa yang harus aku perbuat. Berilah aku petunjukMu, Wahai Dzat yang memberi petunjuk bagi orang-orang yang bingung ." Tiba-tiba, timbullah ide dalam benaknya." Aku tahu benar, bahwa termasuk salah satu kelompok yang akan dinaungi oleh Allah dalam naunganNya pada hari yang tidak ada naungan saat itu kecuali naunganNya adalah seorang laki-laki yang diajak berbuat mesum oleh wanita yang mempunyai kedudukan tinggi dan wajah yang cantik, kemudian dia berkata: "Aku takut kepada Allah." Dan aku yakin bahwa orang yang meninggalkan sesuatu karena takut kepadaNya, pasti akan mendapat ganti yang lebih baik dan seringkali satu keinginan syahwat itu akan penyesalan seumur hidup.”

“Apa yang akan aku dapatkan dari perbuatan maksiat ini selain Allah akan mengangkat cahaya dan nikmatnya iman dari hatiku... Tidak... tidak... Aku tidak akan mengerjakan perbuatan yang haram... Tetapi apa yang akan harus aku kerjakan. Apakah aku harus melemparkan diri dari jendela ini? Tidak bisa, jendela itu tertutup rapat dan sulit dibuka. Kalau begitu aku harus mengolesi tubuhku dengan kotoran yang ada di WC ini, dengan harapan, bila nanti dia melihatku dalam kedaan begini, dia akan jijik dan akan membiarkanku pergi."

Ternyata memang benar, ide yang terakhir ini yang dia jalankan. Dia mulai mengolesi tubuhnya dengan yang ada di situ. Memang menjijikkan. Setelah itu dia menangis dan berkata: "Ya Rabbi, wahai Tuhanku, perasaan takutku kepadaMu itulah yang mendorongku melakukan hal ini. Oleh karena itu, karuniakan untukku 'kebaikan' sebagai gantinya."

Kemudian dia keluar dari kamar mandi, tatkala melihatnya dalam keadaan demikian, si wanita itu berteriak : "keluar kau hai orang gila!" Dia pun cepat-cepat keluar dengan perasaan takut diketahui orang-orang, jika mereka tahu, pasti akan berkomentar macam-macam tentang dirinya. Dia mengambil barang-barang dagangannya kemudian pergi berlalu, sementara orang-orang tertawa melihatnya. Akhirnya dia tiba dirumahnya , di situ dia bernapas lega. lalu menanggalkan pakaiannya, masuk kamar mandi dan mandi membersihkan tubuhnya dengan sebersih-bersihnya.

Kemudian apa yang terjadi? Adakah Allah akan membiarkan hamba dan waliNya begitu saja? Tidak... Ternyata, ketika dia keluar dari kamar mandi, Allah Subhanahu wa Ta'alah memberikan untuknya sebuah karunia yang besar, yang tetap melekat di tubuhnya sampai dia meninggal dunia, bahkan sampai setelah dia meninggal. Allah telah memberikan untuknya aroma yang harum semerbak yang tercium dari tubuhnya. Semua orang dapat mencium aroma tersebut dari jarak beberapa meter. Sampai akhirnya dia mendapat julukan "Al-miski" (yang harum seperti kasturi).

Subhanallah, memang benar, Allah telah memberikan untuknya sebagai ganti dari kotoran yang dapat hilang dalam sekejap dengan aroma wangi yang dapat tercium sepanjang masa. Ketika pemuda itu meninggal dan dikuburkan, mereka tulis diatas kuburanya "Ini kuburan Al-Misky", dan banyak orang yang menziarahinya.
Demikianlah, Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak akan membiarkan hambaNya yang shalih begitu saja, tapi Allah Subhanahu wa Ta'ala akan selalu membelanya, Allah  senantiasa membela orang-orang yang beriman, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman dalam hadits QudsiNya yang artinya: "Bila dia (hamba) memohon kepadaKu, pasti akan Aku beri. Mana orang-orang yang ingin memohon?!"

Pembaca yang budiman! Setiap sesuatu yang engkau tinggalkan, pasti ada gantinya. Begitu pula larangan yang datang dari Allah, bila engkau tinggalkan, akan ada ganjaran sebagai penggantinya. Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan ganti yang besar untuk sebuah pengorbanan yang kecil.
Allahu Akbar.

Manakah orang-orang yang mau meninggalkan maksiat dan taat kepada Allah sehingga mereka berhak mendapatkan ganti yang besar untuk pengorbanan kecil yang mereka berikan? Tidakkah mereka mau menyambut seruan Allah, seruan Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wasallam dan seruan fitrah yang suci?

Dikutip dari: Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia


Kisah wanita pertama mati syahid

Dialah Sumayyah binti Khayyat radhiallahu ‘anha, hamba sahaya dari Abu Hudzaifah bin Mughirah. Beliau dinikahi oleh Yasir, seorang pendatang yang kemudian menetap di Mekah. Karenanya, tidak ada kabilah yang dapat membelanya, menolongnya, dan mencegah kezaliman atas dirinya. Sebab, dia hidup sebatang kara, sehingga posisinya sulit di bawah naungan aturan yang berlaku pada masa jahiliyah.

Begitulah Yasir mendapatkan dirinya menyerahkan perlindungannya kepada Bani Makhzum. Beliau hidup dalam kekuasaan Abu Hudzaifah, sehingga akhirnya dia dinikahkan dengan budak wanita bernama Sumayyah. Dia hidup bersamanya dan tenteram bersamanya. Tidak berselang lama dari pernikahannya, lahirlah anak mereka berdua yang bernama Ammar dan Ubaidullah.

Tatkala Ammar hampir menjelang dewasa dan sempurna sebagai seorang laki-laki, beliau mendengar agama baru yang didakwahkan oleh Muhammad bin Abdullah. Akhirnya, berpikirlah Ammar bin Yasir sebagaimana berpikirnya penduduk Mekah. Karena kesungguhan dalam berpikir dan fitrahnya yang lurus, maka masuklah beliau ke dalam agama Islam.

Ammar kembali ke rumah dan menemui kedua orang tuanya dalam keadaan merasakan lezatnya iman yang telah terpatri dalam jiwanya. Beliau menceritakan kejadian yang beliau alami hingga pertemuannya dengan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, kemudian menawarkan kepada keduanya untuk mengikuti dakwah yang baru tersebut. Ternyata Yasir dan Sumayyah menyahut dakwah yang penuh barakah tersebut dan bahkan mengumumkan keislamannya, sehingga Sumayyah menjadi orang ketujuh yang masuk Islam.

Dari sinilah dimulainya sejarah yang agung bagi Sumayyah yang bertepatan dengan permulaan dakwah Islam dan sejak fajar terbit untuk yang pertama kalinya.

Bani Makhzum mengetahui akan hal itu, karena Ammar dan keluarganya tidak memungkiri bahwa mereka telah masuk Islam bahkan mengumumkan keislamannya dengan kuat, sehingga orang-orang kafir tidak menanggapinya, melainkan dengan pertentangan dan permusuhan.

Bani Makhzum segera menangkap keluarga Yasir dan menyiksa mereka dengan bermacam-macam siksaan agar mereka keluar dari agama mereka, mereka memaksa dengan cara mengeluarkan mereka ke padang pasir tatkala keadaannya sangat panas dan menyengat. Mereka membuang Sumayyah ke sebuah tempat dan menaburinya dengan pasir yang sangat panas, kemudian meletakkan di atas dadanya sebongkah batu yang berat, akan tetapi tiada terdengar rintihan ataupun ratapan melainkan ucapan “Ahad… Ahad…”, beliau ulang-ulang kata tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh Yasir, Ammar, dan Bilal.

Suatu ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyaksikan keluarga muslim tersebut yang tengah disiksa degan kejam, maka beliau menengadahkan ke langit dan berseru:

“Bersabarlah wahai keluarga Yasir, karena sesungguhnya tempat kembali kalian adalah Jannah.”

Sumayyah mendengar seruan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, maka beliau bertambah tegar dan optimis, dan dengan kewibawaan imannya dia mengulang-ulang dengan berani, “Aku bersaksi bahwa Engkau adalah Rasulullah dan aku bersaksi bahwa janjimu adalah benar.”

Begitulah, Sumayyah telah merasakan lezat dan manisnya iman, sehingga bagi beliau kematian adalah sesuatu yang remeh dalam rangka memperjuangkan akidahnya. Di hatinya telah dipenuhi akan kebesaran Allah Azza wa Jalla, maka dia menganggap kecil setiap siksaan yang dilakukan oleh para taghut yang zalim. Mereka tidak kuasa menggeser keimanan dan keyakinannya sekalipun hanya satu langkah semut.

Sementara Yasir telah mengambil keputusan sebagaimana yang dia lihat dan dia dengar dari istrinya, Sumayyah pun telah mematrikan dalam dirinya untuk bersama-sama dengan suaminya meraih kesuksesan yang telah dijanjikan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

Tatkala para taghut telah berputus asa mendengar ucapan yang senantiasa diulang-ulang oleh Sumayyah, maka musuh Allah Abu Jahal melampiaskan keberangannya dengan melakukan berbagai penyiksaan kepada sumayyah.

Abu Jahal, panglima kezhaliman memakaikan baju besi pada Sumayyah, kemudian menjemurnya dibawah terik panas matahari yang membakar. Walaupun begitu ia bersabar dan mengharap pahala, ia tidak berharap sesuatu kecuali Allah dan Hari Akhir. Ketika sikap beliau ini mematahkan kesombongan Abu Jahal, dan mengobarkan kemarahan di hatinya, Abu Jahal melakukan apa yang dilakukan oleh para penguasa zhalim lagi jahat ketika tak mampu berbuat apa-apa. Karena ketegaran Sumayyah radhiallahu ‘anha dalam agamanya, Abu Jahal mendekatinya, kemudian menusuknya dengan tombak hingga meninggal dunia.

Dalam kitab ‘Usdhu al-ghabah’, al-Hafizh Ibnu hajar mengatakan, “Abu Jahal menusuk sumayyah dengan tombak yang ada ditangannya pada kemaluannya hingga meninggal dunia. Beliau adalah orang yang mati syahid pertama dalam Islam, beliau dibunuh sebelum hijrah, dan beliau termasuk diantara orang yang memperlihatkan keislamannya secara terang-terangan pada awal datangnya Islam.”

Ini adalah merupakan pelajaran bagi setiap mukminah yang diinginkan oleh orang-orang yang berbuat dosa untuk dicopot dari agamanya, hendaknya ia meneladani ketegaran, keteguhan dan kesabaran Sumayyah. Semboyannya adalah perkataan Abu Athiyah:

“Bersabarlah dalam kebenaran, engkau akan merasakan manisnya Kesabaran demi kebenaran (yang) terkadang harus melalui kepedihan”.

Hal ini juga menunjukkan bahwa sabar itu tidaklah ada batasnya, sampai Allah mendatangkan keputusan dan ketetapan-Nya.

Wallahu a'lam.

Sumber: Nisaa’ Haular Rasuul, Mahmud Mahdi al-Istanbuli, Musthafa Abu an-Nashr asy-Syalabi dan Durus min Hayat ash-Shahabiyat, karya Abdul Hamid bin Abdurrahman as-Suhaibani.


Apa Yang Menghalangimu Untuk Belum Berhijab Wahai Saudariku?

Hijab adalah pakaian wanita muslim yang menutup bagian kepala sampai dengan kaki (termasuk di dalamnya jilbab/tudung dan pakaian yang longgar tidak memperlihatkan lekuk tubuh). Bagi orang awam, masalah hijab mungkin dianggap masalah sederhana. Padahal sesungguhnya, ia adalah masalah besar. Karena ia adalah perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang tentu di dalamnya mengandung hikmah yang banyak dan sangat besar. Ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kita suatu perintah, Dia Maha Mengetahui bahwa perintah itu adalah untuk kebaikan kita dan salah satu sebab tercapainya kebahagiaan, kemuliaan dan keagungan wanita.

Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: "Hai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin untuk mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu.” (QS. Al Ahzab:59)

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam pernah bersabda: "Akan ada di akhir umatku kaum lelaki yang menunggang pelana seperti layaknya kaum lelaki, mereka turun di depan pintu masjid, wanita-wanita mereka berpakaian (tetapi) telanjang, di atas kepala mereka (terdapat suatu) seperti punuk onta yg lemah gemulai. Laknatlah mereka! Sesunggunya mereka adalah wanita -wanita terlaknat." (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad(2/33))

Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam juga pernah bersabda: “Dua kelompok termasuk penghuni Neraka, Aku (sendiri) belum pernah melihat mereka, yaitu seperti orang yg membawa cemeti seperti ekor sapi, dengannya mereka mencambuki manusia dan para wanita yg berpakaian (tetapi ) telanjang, bergoyang berlenggak lenggok, kepala mereka (ada suatu) seperti punuk unta yg bergoyang goyang. Mereka tentu tidak akan masuk Surga, bahkan tidak mendapat baunya. Dan sesungguhnya bau Surga itu tercium dari jarak perjalanan sekian dan sekian." (HR. Muslim, hadits no. 2128).

Di masa kini banyak alasan atau sebab yang sering dijadikan alasan mengapa para wanita enggan untuk berhijab, diantaranya:

  1. Belum mantap

Bila ukhti/saudari berdalih dengan alasan ini hendaknya bisa membedakan antara dua hal. Yakni antara perintah Tuhan dengan perintah manusia. Selagi masih dalam perintah manusia, maka seseorang tidak bisa dipaksa untuk menerimanya. Tapi bila peritah itu dari Allah tidak ada alasan bagi manusia untuk mengatakan saya belum mantap, karena bisa menyeret manusia pada bahaya besar yaitu keluar dari agama Allah sebab dengan begitu ia tidak percaya dan meragukan kebenaran perintah tersebut.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: "Dan tidak patut bagi lelaki mukmin dan wanita mukminah, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al-Ahzab: 36)

  1. Iman itu letaknya di hati bukan dalam penampilan luar

Para ukhti/saudari yang belum berhijab berusaha menafsirkan hadist, tetapi tidak sesuai dengan yang dimaksudkan, seperti sabda Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasalam: “Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta’ala tidak melihat pada bentuk-bentuk (lahiriah) dan harta kekayaanmu tapi Dia melihat pada hati dan amalmu sekalian.” (HR. Muslim, Hadist no. 2564 dari Abu Hurairah).

Tampaknya mereka menggugurkan makna sebenarnya yang dibelokkan pada kebathilan. Memang benar Iman itu letaknya di hati tapi Iman itu tidak sempurna bila dalam hati saja. Iman dalam hati semata tidak cukup menyelamatkan diri dari Neraka dan mendapat Surga. Karena definisi Iman Menurut jumhur ulama Ahlus Sunnah wal Jama'ah: "keyakinan dalam hati, pengucapan dengan lisan, dan pelaksanaan dengan anggota badan". Dan juga tercantum dalam Al-Quran setiap kali disebut kata Iman, selalu disertai dengan amal, seperti: "Orang yg beriman dan beramal shalih....". Karena amal selalu beriringan dengan iman, keduanya tidak dapat dipisah-pisahkan.

  1. Allah belum memberiku hidayah

Ukhti/saudari, yang seperti ini terperosok dalam kekeliruan yang nyata. Karena bila orang yang menginginkan hidayah, serta menghendaki agar orang lain mendo'akan dirinya agar mendapatkannya, ia harus berusaha keras dengan sebab-sebab yang bisa mengantarkannya sehingga mendapatkan hidayah tersebut. Seperti firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala: "Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.?” (QS. Ar-Ra'd: 11).

Karena itu wahai uhkti/saudari, berusahalah mendapatkan sebab-sebab hidayah, niscaya Anda mendapatkan hidayah tersebut dengan izin Allah.  Di antara usaha itu adalah berdo'a agar mendapat hidayah, memilih kawan yang shalihah, selalu membaca, mempelajari dan merenungkan Kitab Allah, mengikuti majelis dzikir dan ceramah agama dan lainnya.

  1. Takut tidak laku nikah

Syubhat ini dibisikkan oleh setan dalam jiwa karena perasaan bahwa para pemuda tidak akan mau memutuskan untuk menikah kecuali jika dia telah melihat badan, rambut, kulit, kecantikan dan perhiasan sang gadis. Meskipun kecantikan merupakan salah satu sebab paling pokok dalam pernikahan, tetapi ia bukan satu-satunya sebab dinikahinya wanita. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: "Wanita itu dinikahi karena empat hal: yaitu karena hartanya, keturunannya, kecantikannya dan agamanya. Nikahilah wanita itu karena agamaya, niscaya kamu akan beruntung” [HR. Bukhari]

  1. Ia masih belum Dewasa

Sesungguhnya para wali, baik ayah atau ibu yang mencegah anak puterinya berhijab, dengan dalih karena masih belum dewasa, mereka mempunyai tanggung jawab yang besar di hadapan Allah pada hari Kiamat. Karena menurut syariat ketika seorang gadis mendapatkan Haidh, seketika itu pula ia wajib untuk berhijab.

  1. Orang tuaku dan suamiku melarang berhijab

Dasar permasalahan ini adalah bahwa ketaatan kepada Allah harus didahulukan daripada keta’atan kepada mahluk siapa pun dia. Seperti dalam hadits shahih disebutkan:

"Sesungguhnya ketaatan itu hanya dalam kebaikan."(HR. Al Bukhari dan Muslim). Dan sabda Rasul dalam hadist lainnya: "Dan tidak boleh ta'at kepada mahluk dengan mendurhakai (bermaksiat) kepada Al-Khaliq." (HR. Imam Ahmad, hadits ini shahih).

Maka dari itu wahai ukhti yang belum berhijab, semoga tulisan ini mejadi pembuka hati yang terkunci, menggetarkan perasaan yg tertidur, sehingga bisa mengembalikan segenap jiwa yang belum mena’ati perintah berhijab, kepada fitrah yang telah diperintahkan Allah Subhanahu Wa Ta’ala.  Wallahu A’lam.

(Dikutip dari buku terjemahan yg berjudul asli “Ila Ukhti Ghairil Muhajjabah Mal Maani'u Minal Hijab” oleh Syaikh Abdul Hamid Al Bilaly).

Oleh: Hj. Dewi Setiani


 
Jl. KH. Abdul Kadir Daud No. 22 Kota Palopo | Telp. (0471) 3334334 | Email: ikhwahpalopo@gmail.com