Free Blooming Purple Rose Cursors at www.totallyfreecursors.com

Selasa, 16 Agustus 2011

Musik Klasik Dan Kecerdasan



Kepercayaan orang barat bahwa musik terutama mozart dapat meningkatkan kecerdasan sudah diyakini sejak tahuan 1950-an, mitos ini kemudian diteliti secara lebih serius pada tahun 1990-an. 36 siswa dalam sebuah studi di University of California di Irvine mendengarkan 10 menit sonata Mozart sebelum mengambil tes IQ. Menurut Dr Gordon Shaw, psikolog yang bertanggung jawab atas penelitian ini, skor IQ siswa naik sekitar 8 poin akibat dirangsang oleh alunan ajaib musik Mozart, sejak itulah istilah “Mozart effect ” lahir.
Bahkan di dalam negeri, tahun 2002 Hermanto Tri Juwono dan timnya pernah mencoba pada tikus hamil. Hermanto dkk., memperdengarkan musik klasik Mozart, gamelan sampai dangdut. Setelah distimulasi seperti itu, pertumbuhan sel-sel otak bayi dan ibu tikus diteliti. Hasilnya musik Mozart memberi peningkatan jumlah sel lebih tinggi. Musik gamelan nomor dua tertinggi, sedangkan musik dangdut peningkatannya paling rendah.
Namun setelah bertahun-tahun, orang mulai ragu akan kesahihan dari ‘Mozart effect’ ini dan penelitian tandingan yang menghasilkan kesimpulan kontradiktif dengan kesimpulan diatassudah dilakukan. Beberapa peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini. Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang.Mereka membuat riset yang melibatkan 3000 partisipator, hasil penelitiannya adalah ; ‘tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan inteligensi seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.’
Tim peneliti dari Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik juga mengadakan penelitian serupa, mereka mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Dan hasil penelitiannya ; ‘Sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.’
Howstuffwork sebuah situs yang terkenal memaparkan bahwa musik klasik seperti karya mozart tidak akan membuat seseorang lebih cerdas. Dalam situsnya, masalah ini dimasukan sebagai salah satu point dalam artikel yang berjudul ;‘10 mitos tentang otak.’
Bahkan Dr Frances Rauscher, seorang peneliti yang terlibat dalam studi di Universitas California di Irvine –yang melahirkan istilah “Mozart Efect”– yang telah menjadi kontroversi dalam komunitas ilmiah ini juga menyatakan bahwa mereka tidak pernah mengklaim itu benar-benar membuat orang pintar, tetapi hanya meningkatkan kinerja pada tugas-tugas spasial-temporal tertentu.
Sekarang kita mengetahui bahwa musik Mozart –dan sebetulnya semua musik yang memiliki alunan nada yang menenangkan (kecuali musik dangdut sepertinya-red)– hanya diyakini dapat menimbulkan efek psikologis seperti bergairah, tenang atau damai. Dan kondisi psikologis ini memang positif dalam merangsang pertumbuhan sel otak. Psikolog Rose Mini menambahkan bahwa yang terpenting bukan musiknya, namun ketenangan yang didapat oleh seorang ibu yang kemudian ditularkan kepada si bayi sejak dalam kandungan.
Lise Eliot, Ph.D, pakar biologi dan anatomi sel Chicago Medical School AS, mengatakan, perkembangan struktur otak bayi lebih dipengaruhi; pola diet, gaya hidup dan kondisi emosi ibu hamil. Efek musik memang diakui sebagai stimulus psikologis / emosional yang baik.
Jadi musik diakui meningkatkan kecerdasan, namun secara tidak langsung yaitu dengan efeknya yang menenangkan sehingga syarat psikologis dan emosional sang ibu memenuhi syarat untuk menciptakan suasana dan lingkungan rahim yang kondusif untuk pembangunan dan pertumbuhan otak sang janin. Stimulan serupa juga didapati pada Al-Quran, diyakini juga bahwa Al-Quran membawa pengaruh-pengaruh positif lain yang luar biasa disebabkan oleh sumber Al-Quran yang ilahiah, dan juga berdasarkan banyaknya kesaksian orang-orang yang merasakan pengaruh Al-Quran secara langsung maupun tak langsung. Keyakinan ini terus diupayakan diteliti sehingga dapat dijelaskan lebih baik dalam ranah ilmiah.
Sudah diteliti dan didapati fakta bahwa memperdengarkan Al-Quran kepada bayi akan meningkatkan tingkat inteligensia sang bayi. Dr. Nurhayati dari Malaysia mengemukakan hasil penelitian ini dalam sebuah seminar konseling dan psikoterapi Islam.
Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Dan ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.
Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dan lain sebagainya.
Kalau musik klasik disimpulkan dapat mempengaruhi kecerdasan melalui pengaruh positifnya terhadap stimulan psikologis dengan efektivitas sebesar 65% maka seharusnya Al-Quran yang adalah Kalamullah bisa lebih baik lagi. Al-Qur’an tetaplah obat dan terapi serta stimulan yang terbaik.
Ibu yang cerdas menganggap bahwa rahimnya adalah ruang kelas pertama bagi anaknya, bukan hanya sekedar ruang tunggu bagi janin sampai ia siap dilahirkan ke dunia ini. Para ahli menyatakan bahwa kondisi kejiwaan sang ibu juga sangat mempengaruhi watak dan kecerdasan bayinya. Dalam kondisi stress tubuh sang ibu akan memproduksi hormon kortisol dalam jumlah berlebihan sehingga ini akan memicu tekanan darah meninggi, dada terasa sesak, dan emosi menjadi tidak stabil. Hormon kortisol ini bisa merambat ke bayi melalui plasenta sehingga mempengaruhi pembuluh darah sang janin, akibatnya sang janinpun ikutan stress. Bila ini terjadi terus-menerus dapat menyebabkan sang anak kelak menjadi orang yang rentan stress. Inilah pentingnya ibu yang sedang hamil memperbanyak berdzikir, sebab manfaat berdzikir yang pertama adalah menciptakan ketenangan batin, dan dzikir yang paling utama adalah menghafal, membaca, dan mempelajari Al-Quran Al-Kariim.

Sabtu, 13 Agustus 2011

Puasa Menuju Jiwa yang Tenang



Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhoiNya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hambaKu. Dan masuklah ke dalam surgaKu”  (QS. Al-Fajr [89] : 27-30)
Saudaraku seiman, sungguh tiada sia-sia apapun yang Allah perintahkan pada kita. Ibadah yang kadang kita merasa berat menjalankannya, sesunguhnya itu amat baik bagi kita, dari sudut pandang apapun termasuk kesehatan.
Sebut saja senyum, terbukti ketika kita senyum hormon endorpin akan meningkat, kondisi ini menyebabkan detak jantung dan tensi akan menurun (normal). Jika senyum menjadi kebiasaan, maka insyaAllah kita akan terhindar dari hipertensi, jantung dan stroke.
Saudaraku itu baru senyum, ibadah paling murah dan mudah.
Bagaimana dengan wudhu, sholat, puasa, sedekah, haji. Masya Allah, sungguh ada banyak hikmah kesehatan di dalamnya.
Tak heran ketika zaman terbaik sepanjang zaman, ketika Rosul saw dan para sahabat menjalankan hidup dengan penuh ibadah, ketika Islam dijalankan dengan kaffah, tak terbantahkan oleh ahli sejarah manapun bahwa mereka memiliki kesehatan yang sangat prima. Sepanjang hidupnya, Rosulullah saw terhitung hanya 1 kali sakit yaitu saat menjelang wafatnya. Rosul saw dan sahabat mampu mengalahkan musuh dalam banyak peperangan walau dalam jumlah yang sangat tak berimbang. Bukti lain, seorang thabib dari Mesir harus kembali pulang karena tidak ada ‘pasien’.
Saat ini?
Tak terhitung sepanjang kita hidup sudah berapa kali kita sakit. Adakah yang salah dengan ibadah kita?
Varian penyakitpun semakin bertambah banyak. Adakah yang salah dengan pola hidup kita?
Salah satu varian yang menghantui masyarakat kita adalah stress/depresi.
Depresi, saat ini telah dan akan menjadi problem kesehatan masyarakat yang cukup serius. World Health Organization (WHO) menyatakan bahwa depresi berada pada urutan ke-4 penyakit di dunia penyebab ketidakmampuan. Bahkan, diramalkan pada tahun 2020, depresi akan menempati urutan ke-2 penyebab ketidakmampuan.
Menurut survei yang dilakukan oleh Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) pada tahun 2008, menyebutkan “Sekitar 94% masyarakat Indonesia mengidap depresi dari mulai tingkat paling ringan hingga paling berat”.
Jika angka ini benar, maka 9 dari 10 orang masyarakat kita mengalami depresi.
Teori tentang penyebab depresi beragam, diantaranya faktor genetik, faktor psikososial (jalan macet, permasalahan keluarga, tuntutan kerja, dll), faktor kepribadian (cinta dunia yang berlebihan dan manajemen penyelesaian masalah yang kurang pandai), dan faktor biogenikamin (serotonin dianggap sebagai neurotransmiter yang paling bertanggung jawab masalah depresi).
Dari segi medis, teori biogenikamin inilah yang membuktikan bahwa puasa mampu membuat jiwa kita tenang. Karena dengan puasa terjadi peningkatan serotonin dalam tubuh yang cukup signifikan, menjadikan kita lebih tenang, lebih ‘mood’ dan mampu menekan jika stimulan depresi datang.
Selain itu, di dalam otak kita, ada sel yang disebut dengan “neuroglial cells”. Fungsinya adalah sebagai pembersih dan penyehat otak. Saat berpuasa, sel-sel neuron yang mati atau sakit, akan “dimakan” oleh sel-sel neuroglial ini. Kondisi ini menyebabkan orang yang berpuasa memiliki ketajaman berfikir yang jernih sehingga mampu mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dan jauh dari depresi.
Seorang peneliti di Moskow melakukan penelitian pada seribu penderita kelainan mental (termasuk depresi berat). Ternyata dengan puasa, sekitar 65% terdapat perbaikan kondisi mental pasiennya.
Seorang ilmuwan di bidang kejiwaan Dr. Ehret menyatakan bahwa “Untuk hasil yang lebih dari sekedar manfaat fisik, yaitu agar mendapatkan manfaat mental dari aktifitas berpuasa, seseorang harus menjalani puasa lebih dari 21 hari”.
Teori-teori ini menjadi dasar beberapa praktisi kesehatan menggunakan puasa sebagai terapi pengobatan bagi pasien-pasien mereka.
Saudaraku, Tambahlah keyakinan kita, begitu sayangnya Allah kepada kita melalui ibadah yang Ia perintahkan kepada kita.
“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu.”  (QS. Adz-Dzariyat [51] : 56)
Barulah kita sadar bahwa ibadah adalah kebutuhan

Selasa, 02 Agustus 2011

Fakta Ilmiah Bahaya Susu Sapi Untuk Para Bayi



 
  Bayi berusia kurang dari 12 bulan seharusnya tidak diberikan susu sapi murni. Peringatan ini dikeluarkan para ahli gizi karena kandungan garam yang terkandung di dalam susu sapi murni itu. Sebuah penelitian mengungkapkan susu sapi hampir empat kali lebih asin dibandingkan susu ASI.
Hasil penelitian itu ditemukan pada bayi berumur kurang dari 12 bulan yang memiliki kandungan garam yang tinggi.
Dr Pauline Emmett dan Vicky Cribb, ahli gizi dari Universitas Bristol, menemukan bahwa tujuh dari 10 bayi memiliki terlalu banyak garam dalam diet mereka. Penelitian yang dipublikasikan dalam European Journal of Clinical Nutrition, melihat hampir 1.200 anak usia delapan bulan yang lahir pada tahun 1991 atau 1992.
Mereka mencatat, susu sapi mengandung 55 mg garam per 100 ml, hampir empat kali dari yang ditemukan dalam ASI (15 mg / 100 ml). Konsentrasi dalam susu formula bervariasi dari 15 sampai 30mg / 100ml.

Seorang bayi mengonsumsi 700 ml susu sapi per harinya (atau 25 ons cairan) akan mendapatkan 385 mg garam dari sumber itu saja - hampir setengahnya merekomendasikan maksimum (satu gram) untuk bayi di atas satu tahun. Satu dari delapan anak yang diteliti hanya diberi susu sapi, sebagai lawan payudara atau susu formula.

Memberikan bayi terlalu banyak garam dalam diet mereka dapat mendorong keinginan untuk makanan yang berasa yang berlangsung seumur hidup. Dan ini dapat menyebabkan masalah kesehatan. Pemberian garam terlalu banyak untuk anak-anak kecil juga dapat merusak ginjal mereka.

Para ahli menegaskan bahaya mengonsumsi garam terlalu banyak, yang dikenal dapat meningkatkan tekanan darah.(HDT)

 
Jl. KH. Abdul Kadir Daud No. 22 Kota Palopo | Telp. (0471) 3334334 | Email: ikhwahpalopo@gmail.com